Sukabumi.suara.com – Indonesia memiliki ajang penghargaan dalam industri film yang digelar setiap tahun, yakni Festival Film Indonesia (FFI). Kali ini, ajang penghargaan tersebtu akan kembali digelar dan sedang dalam tahap penilaian.
Ada sederet juri yang berpengalaman di bidang terkait yang dilibatkan, namun belakangan saat FFI merilis deretan sosok juri yang terlibat, ada satu nama yang membuat gelaran tersebut dikecam publik.
Adalah Henricus Pria, seorang produser film yang pada awal tahun 2022 lalul sempat menjadi kontroversi lantaran dugaan pelecehan seksual yang dilakukannya.
Henricus Pria merupakan sosok yang terlibat dalam film ‘Penyalin Cahaya’. Saat itu di media sosial Twitter ramai kabar soal aksi pelecehan seksual yang diduga dilakukan pria tersebut.
Baca Juga:Putri Candrawathi Terbukti Tidak Mengalami Kekerasan Seksual
Mirisnya, film ‘Penyalin Cahaya’ sendiri mengangkat cerita mengenai isu pelecehan seksual yang dialami seorang perempuan, di mana pemeran utamanya adalah Shenina Cinnamon.
Akibatnya, pihak produksi film ‘Penyalin Cahaya’ yakni Rekata Studio dan Kaninga Pictures selaku rumah produksi film memutuskan untuk menghapus nama Henricus Pria dari kredit dan materi-materi publikasi film tersebut.
Melihat kepurusan panitia FFI yang melihat nama Henricus Pria sebagai juri, sontak pengumuman juri tersebut langsung banjir kritikan.
“tu ga salah pelaku KS (kekerasan seksual) masih dijadiin juri?” tanya @anindya***
“Enak ya abis ngelecehin masih bisa jadi juri” tulis @mirfandi***
“Kenapa ya, industri perfilman Indonesia tuh kayaknya beraaaaaaattt banget ngeblacklist orang-orang bermasalah?” ujar @dewi***
“Katanya industri film indonesia berusaha buat bikin ruang yang aman dari kekerasan seksual, kok pelakunya masih dikasih tempat? contoh yang baik nih kayak gini?” protes @hani***
Hingga saat ini, pihak panitia atau penyelenggara FFI sendiri belum memberikan klarifikasi atau penjelasan lebih lanjut.