Sukabumi.suara.com – Sejak pertama kali beredar di media sosial, kasus kematian tak wajar dari Brigadir J memang langsung berhasil membuat geger publik. Harus diakui, bahwa dorongan dari publik di jagat maya dan media yang membuat kasus ini akhirnya diusut tuntas.
Keyakinan akan hal tersebut yang nyatanya juga terpikirkan oleh pihak keluarga Brigadir J, saat pertama kali menyadari jika kematian anaknya terjadi secara tak wajar.
Sadar jika tak memiliki kuasa untuk mengangkat kasus kematian anaknya, pihak keluarga lebih tepatnya bibi dari Brigadir J yang diketahui bernama Rohani Simanjuntak, disebutkan menjadi pihak yang pertama kali mengangak situasi tersebut ke media sosial.
Hal tersebut terungkap dalam persidangan yang berlangsung pada Selasa (25/10/2022), di mana sejumlah keluarga Brigadir J hadir sebagai saksi.
Baca Juga:Nikita Mirzani Ditahan di Rutan Serang, Video Ngamuk Sebut Nama Ferdy Sambo Viral
Dalam kesaksiannya, Rohani mengungkap jika ia yang pertama kali memfoto jenazah Brigadir J setibanya korban sampai di rumah, Jambi. Ia mengaku melakukan hal tersebut karena curiga dan meminta bantuan media untuk mengungkap kasus kematian keponakannya.
"Karena kami tahu kemampuan keluarga kami gimana gitu kan. Saya telepon Pelopor News, terus dimasukkan ke YouTube cuma ada kurasa cuma 2 jam berita itu," jelas Rohani, mengutip video yang tayang di kanal YouTube KompasTV.
Bertujuan agar banyak masyarakat tahu kejadian sebenarnya, setelah itu mulai datang media lain yang juga mewawancarai dan melakukan peliputan yang sama.
Salah satunya saat proses pemakaman, salah satu media yakni Tribun Jambi mewawancarai keluarga. Lalu pada hari yang sama, berita kematian Brigadir J itu sudah muncul dan tayang di televisi.
Saat dikonfirmasi oleh hakim mengenai keputusan dan keberaniannya memanggil media, Rohani mengaku hanya hal tersebut yang bisa dilakukan demi mengungkap kebenaran.
Baca Juga:Orang Tua Brigadir J Siap Bersaksi Hadapi Ferdy Sambo cs di Persidangan
"Karena kami tidak ada kemampuan pak, kami nggak ada biaya juga. Jadi, kami berpikir ke sana larinya (media). Sama siapa kami ngadu, karena kekuatan kami. Kami sudah tahu keberadaan keluarga kami dengan pak Ferdy Sambo yang kami nggak sanggup melawan Jenderal," ujarnya lagi.