Sukabumi.suara.com - Seorang warga Desa Gunungbatu, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, yaitu S (42) diduga mengalami gangguan jiwa.
Dugaan tersebut berdasarkan dengan salah satu kesaksian dari warga yaitu D (64) yang mengatakan kondisi kejiwaan dari S yang sudah berlangsung dari 2001, ketika S baru saja pulang bekerja dari Jakarta.
S merupakan anak keempat dari enam bersaudara. Saat itu ia pergi bekerja ke Jakarta saat berumur 13 tahun dan bekerja selama 8 tahun disana. Disana S bekerja sebagai asisten rumah tangga.
"Sekitar delapan tahun bekerja di sana, 2001 pulang ke kampung, dijemput kakaknya. Majikannya bilang S sakit," ujar D dilansir dari sukabumiupdate.com-jaringan suara.com, pada Selasa (15/11/2022).
Baca Juga:Vicky Prasetyo Ngaku Nikahi Kalina Oktarany Tanpa Rasa Cinta, Dr Richard Lee: Kurang Ajar Lo
Diketahui kedua orang tua dari S sudah meninggal dunia, jadi saat pulang dari Jakarta, S tinggal bersama dengan kakak dan istri kakaknya di Desa Gunungbatu. Sejak saat itu dugaan gangguan jiwa yang dialami oleh S semakin parah.
D menuturkan jika S sering berbicara sendiri dengan suara keras, kadang beberapa kali mencoba untuk kabur. Tetangga merasa takut sehingga S kerap dibawa ke tempat kakaknya bekerja sebagai penyadap gula merah.
Saat itu S dibawa oleh kakaknya ke tempat kerjanya, kemudian diikat di pohon agar tidak mengganggu warga lagi.
Setelah setiap hari dibawa ke tempat kerja kakaknya selama beberapa tahun, keluarga pun berinisiatif membuatkan S saung berukuran 2x3 meter dengan tiang bambu dan dinding bilik serta atap daun ilalang. S menempati bangunan yang letaknya di belakang rumah kakaknya ini tepatnya dekat kebun bambu, selama tiga tahun.
Namun karena melihat tempat tersebut yang tidak layak, warga pun bergotong royong untuk membangun saung yang baru. Dengan keadaan yang lebih kuat dan lebih kokoh. Saung tersebut berhasil dibuat dengan ukuran 2x2,2 meter menggunakan kayu, genting, dan dinding yang lebih kuat. Saung ini berlokasi di samping rumah kakak S.
Baca Juga:Seorang Mahasiswa UNPAD Tewas Dibunuh Temannya Gegara Sakit Hati
"Saung itu baru ditempati tiga tahun, tapi di dalam saung tidak ada tempat kencing maupun BAB," kata D.
"Yang mengurus selama ini kakaknya, setiap pulang menyadap, beri makan, buang berak, dan memandikan," lanjut D.
"Dari pengakuan kakaknya, adiknya itu belum pernah ditangani secara medis karena terkendala biaya. Hanya pernah ke orang pintar," jelas D.
Menurut keterangan SJ, kakak ipar dari S mengatakan jika selama ini S dan keluarganya tidak pernah mendapatkan bantuam dari pemerintah.
"Dengan kondisi seadanya kami mengurus adik suami yang gangguan jiwa," ujarnya.
Sumber: sukabumiupdate.com