Sukabumi.suara.com - Perempuan bernama Yuni, seorang tenaga kerja wanita (TKW) di Hongkong menyampaikan uneg-unegnya melalui video yang dibagikan di Twitter Heraloebss dengan mengatakan bahwa gamis yang dibelinya dikenakan pajak tinggi oleh orang yang diduga pegawai bea cukai.
"Oknum Bea Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kena damprat TKW Hongkong," tulis Heraloebss yang juga menandai Staf Khusus (Stafsus) Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Prastowo Yustinus, pada Kamis (30/3/2023), dilansir dari Suara.com.
Yuni menyampaikan narasi bahwa gamis yang dibelinya cuma Rp200 ribu, namun kena pajak sampai Rp9 juta.
Yuni juga mempertanyakan alasan pajak Rp9 juta untuk gamis murahnya itu. Dia terlihat emosi sambil mencecar oknum pegawai Bea Cukai lewat sambungan telepon.
Baca Juga:Berani Gertak Mahfud MD, Ini Daftar Kontroversi Arteria Dahlan
Saking kesalnya, Yuni menyinggung kasus Rafael Alun Trisambodo yang dipecat dari Kementerian Keuangan karena diduga melakukan Tindak Pidana Pencucian Uang atau TPPU).
"Sampeyan orang pajak ta pak? Bukannya saya tidak peduli sampeyan orang pajak. Atau kemarin itu yang punya kasus sama anaknya GP Ansor itu atasannya sampeyan? Kan yang kemarin pajak-pajak itu kan bohong kan ternyata? Mereka korupsi gitu lho pak? Saya ingin memastikan gitu hlo," tegas Yuni yang begitu emosi.
"Sek cuk paicuk sek cuk, ojo nyocot sek (sebentar tunggu dulu, jangan bicara terus). Aku ki bingung sekarang. Mana ada beli gamis Rp200 ribu kok dendanya Rp9 juta. Gek dodol opo kui?" ucap Yuni emosi.
Yuni bertambah emosi ketika orang diduga pegawai bea cukai itu malah nanya soal kesanggupan membayar denda gamis harga Rp200 ribu.
"Aku bukan masalah sanggup enggak sanggup. Paijo bukan masalah sanggup tidak sanggup. Saya itu harus komunikasi dengan keluarga," tandasnya.
Baca Juga:KPU Minta Data Temuan Bawaslu yang Sebut 6,4 Juta Pemilih Tidak Memenuhi Syarat
Video yang dibagikan di Twitter itu mendapat sorotan tajam dari netizen hingga sudah ditonton puluhan ribu kali.
Pihak Bea Cukai sendiri belum menyampaikan klarifikasi terkait video viral tersebut. Namun, akun Twitter Bea Cukai hanya meminta masyarakat agar selalu waspada karena banyak penipuan mengatasnamakan bea cukai, terutama saat masyarakat belanja lewat online.
"Sahabat Bea Cukai, penipuan mengatasnamakan Bea Cukai masih terus terjadi. Harap waspada selalu ketika berbelanja online," pesan akun Twitter @beacukaiRI.
Kemudian, ditambahkan,"Jangan tergiur dengan harga barang murah cenderung tidak wajar. Pembayaran terkait kepabeanan dan cukai dilakukan hanya melalui KODE BILLING, bukan rekening pribadi."