Sukabumi.suara.com - Ratusan umat Islam berbondong-bondong memadati Times Square New York, Amerika Serikat, untuk menggelar salat tarawih.
Salat tarawih di lokasi paling ikonik di New York itu sudah dilaksanakan sejak tahun 2022.
Untuk acara akhir pekan ini digelar oleh influencer media sosial Muslim, SQ, bekerja sama dengan Muslim Giving Back dan Droplets of Mercy.
Dahlia Tarek, yang hadir bersama keluarga dan sahabat, mengatakan penting untuk menyediakan ruang bagi masyarakat untuk bertanya tentang Islam di lingkungan yang terbuka dan ramah.
Baca Juga:PT Telkom dan BEI Digugat Terkait Dugaan Pengadaan Proyek Fiktif
“Saya pikir fakta bahwa hal itu terjadi di bagian [tersibuk] kota adalah hal yang luar biasa,” kata Ms Tarek, dilansir Thenationalnews.com.
“Saya harap ini masih terus terjadi setiap tahun karena sangat bagus dan saya berharap populasinya terus bertambah.”
![Salat Tarawih di Times Square New York [YouTube The Nasional News]](https://media.suara.com/suara-partners/sukabumi/thumbs/1200x675/2023/03/31/1-tarawih-di-time-square-new-york-youtube-thenasionalnews.png)
Buka Puasa Gratis
Saat matahari terbenam, qari Faisal Latif dan Faraj Hasan memimpin doa dan orang-orang mulai berbuka puasa dengan makanan berbuka puasa gratis.
Muslim Giving Back mengatakan telah mendistribusikan lebih dari 2.000 makanan yang menampilkan kurma, air, pizza, dan sandwich gyro, bekerja sama dengan sponsor makanan. Beberapa ratus orang tinggal dan mengikuti salat tarawih.
Baca Juga:Persib Tumbang di Markas Persija, Luis Milla: Hasil Tak Sempurna, Saya Tanggung Jawab
Para motivator dan tokoh media sosial memberikan sambutan, antara lain Muhammad Abdul-Aleem (juga dikenal sebagai HoopFinesse) yang menjadi MC acara tersebut, dan blogger Faduma Mohamed alias speakpure yang diundang sebagai narasumber.
Tujuan acara tersebut adalah untuk membantu non-Muslim New York melihat bagaimana Ramadhan diamati.
“Tentu saja Islamofobia sedang meningkat dan agama kami adalah salah satu agama yang paling disalahpahami di dunia, namun kami adalah agama dengan pertumbuhan tercepat di dunia,” kata SQ.
Dia menambahkan bahwa acara yang diadakan di bawah lampu neon terang dan iklan alun-alun paling terkenal di New York, merupakan kesempatan bagi umat Islam untuk berkumpul dan juga membantu orang lain belajar lebih banyak tentang Islam.
Selama salat, sebuah proyektor menampilkan ayat-ayat Alquran yang dibacakan, bersama dengan terjemahan bahasa Inggris.
Yamina Kezadri dari Muslim Giving Back mengatakan, acara tersebut merupakan contoh “dakwah melalui aksi”. Dakwah adalah tindakan menyebarkan atau mendakwahkan Islam.
“Jangan hanya berdakwah atau melakukan dakwah kepada orang-orang dengan menyebarkan pamflet atau memberikan informasi, tetapi menunjukkan dan menampilkan diri kita sebagai Muslim dan apa yang kita lakukan untuk komunitas kita,” katanya.
Haeiko Jaspers, yang mengunjungi New York dari Jerman, menemukan acara tersebut saat berjalan-jalan di Times Square.
"Saya pikir itu ide yang bagus untuk melakukannya di depan umum dan semua orang memiliki kesempatan untuk mengerti," kata turis itu.
Perwakilan dari Jamil Foundation for Children and Youth menjawab pertanyaan dan menyediakan literatur dan materi pembelajaran, serta membagikan terjemahan Alquran dalam bahasa Inggris dan Spanyol secara gratis.
Di penghujung malam, dua orang mengucapkan syahadat dan masuk Islam setelah mendengarkan bacaan Alquran.
“Itu dengan mudah menjadi puncak acara,” kata SQ.