Sukabumi.suara.com - Di tengah sanksi AS ke Iran, Negeri Mullah itu malah akan mengekspor 45 ribu mobil merek SAIPA ke Belarusia dalam waktu tiga tahun dengan nilai kontrak USD450 juta.
Menteri Perindustrian, Pertambangan, dan Perdagangan Iran Seyyed Reza Fatemi Amin mengatakan hal itu pada 15 Maret lalu.
Tiga model mobil yang akan dikirim salah satunya Shahin, yang mengusung platform Toyota dengan model Corolla lawas.
Dua lainnya ada model hatchback Quic dan sedan Tiba yang dibangun berdasarkan platform IDM atau Iran Domestic Model.
SAIPA saat ini jadi produsen mobil terbesar di Iran. Mereka menargetkan pasar Belarusia dan Rusia sebagai penyokong ekspor.
Pasalnya, produsen mobil barat sudah hengkang dari Belarusia dan Rusia sebagai reaksi sanksi ekonomi atas invasi Rusia ke Ukraina. Belarusia pun kena imbasnya.
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko dan mitra Iran Ebrahim Raisi sudah menandatangani perjanjian yang akan menyelesaikan kesulitan perizinan, seperti sertifikasi, yang menghalangi rencana ekspor kendaraan SAIPA ke Belarusia.
SAIPA sendiri akan bersaing ketat dengan mobil-mobil buatan China yang berbiaya rendah serta produsen mobil Rusia AvtoVAZ yang memproduksi Lada. Keduanya menawarkan mobil dengan harga yang sama.
Kelemahan SAIPA adalah tidak pernah diuji dalam kondisi musim dingin Rusia yang keras.
Baca Juga:Efek Adu Banteng, Kecelakaan 4 Kendaraan di Sukalarang Sukabumi
SAIPA sendiri sudah bersepakat dengan AvtoVAZ untuk produksi Dacia Logan Mark-I. Namanya akan diubah oleh SAIPA dan Rusia saat produksi lokal.
SAIPA akan tiba di Rusia dengan beberapa modelnya setelah penandatanganan perjanjian terobosan untuk ekspor 45 ribu kendaraan ke Rusia mulai 21 Maret, seperti dilaporkan Tejarat Online.
Nilai dari ekspor 45 ribu kendaraan itu mencapai USD450 juta.
Model yang akan dieskpor ditandatangi oleh BM Rusia, yang terkenal memproduksi peralatan militer Rusia. (Intellinews)