AS Kejang-kejang, Lima Negara Plus Armenia Berdiri di Samping Vladimir Putin Ikut Parade Kemenangan 9 Mei

Hari Kemenangan merupakan tanggal penting dalam kalender politik Rusia di mana Negeri Beruang Merah ini meraih Kemenangan Perang Dunia II atas Nazi Jerman.

Syah Malaka
Selasa, 09 Mei 2023 | 18:39 WIB
AS Kejang-kejang, Lima Negara Plus Armenia Berdiri di Samping Vladimir Putin Ikut Parade Kemenangan 9 Mei
Presiden Vladimir Putin (TASS)

Sukabumi.suara.com - Para pemimpin lima negara republik di Asia Tengah serta perdana menteri Armenia sudah tiba di Moskow untuk berdiri di samping Presiden Rusia Vladimir Putin selama parade tahunan Hari Kemenangan 9 Mei yang bertentangan dengan tekanan AS untuk memutuskan hubungan dengan Rusia.

Lima pemimpin dari Kazakhstan, Uzbekistan, Tajikistan, Kyrgyztstan, dan Turkmenistan, serta Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan dan pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko akan menghadiri Hari Kemenangan.

Hari Kemenangan merupakan tanggal penting dalam kalender politik Rusia di mana Negeri Beruang Merah ini meraih Kemenangan Perang Dunia II atas Nazi Jerman.

Rusia pun menyebut perang tersebut sebagai Perang Patriotik Hebat.

Baca Juga:Ribuan Jamaah Muhammadiyah Melaksanakan Salat IdulFitri 1 Syawal 1444 Hijriah Di Universitas Muhammadiyah Sukabumi

Putin juga menghubungkan kemenangan atas Nazi Adolf Hitler dengan perangnya di Ukraina, yang menurutnya dijalankan oleh rezim Nazi.

Keputusan para pemimpin Asia Tengah dan Armenia berdiri di samping Vladimir Putin tentu saja bikin AS heran.

Pasalnya, AS telah melakukan tekanan pada negara-negara tersebut untuk memutuskan hubungan dengan Rusia.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berada di Asia Tengah pada Maret 2023 untuk menemui para menteri luar negeri di kawasan itu, dengan diplomat Barat dan Rusia berkeliling dunia untuk menggalang dukungan di tengah konflik Ukraina.

Selama perang Rusia-Ukraina, perdagangan negara Asia tengah dan Rusia malah berkembang pesat.

Baca Juga:Efek Adu Banteng, Kecelakaan 4 Kendaraan di Sukalarang Sukabumi

Blinken pun mengakui kalau negara-negara di Asia Tengah tidak punya banyak pilihan selain mempertahankan hubungan baik dengan Rusia karena ekonomi mereka tetap menyatu. (Intellinews)

REKOMENDASI

BERITA TERKAIT

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak