Projek penguatan profil pelajar pancasila (P5) di sekolah semakin gencar dilaksanakan. SMA Negeri 3 Kota Bogor dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka menyelenggarakan seminar yang bertemakan Kearifan Lokal di aula sekolah setempat, Senin (15/5/2023).
Kepala sekolah SMAN 3 Bogor, Dr. Hj. Dewi Suhartini, M.Pd mengatakan kegiatan ini adalah aksi nyata untuk mewujudkan profil pelajar pancasila yang dilakukan oleh para siswa.
"Ini dilaksanakan juga sebagai pembuktian siswa-siswi kita, membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui kearifan lokal," katanya.
Kurikulum merdeka sangat baik di Indonesia, karena bisa menggali potensi-potensi para siswa-siswi guna membuktikan secara bebas, merdeka serta mengaktualisasikan dan dapat juga mengimplementasikan sampai dengan sebuah karya sesuai dengan penerapan P5.
Baca Juga:Seorang Remaja Lompat dari Lantai 3 Mall BTM Bogor
![Kang Sutan dalam penyampaiannya sebagai narasumber, Senin, (15/3/2023). [Dokumentasi SMAN 3 Bogor]](https://media.suara.com/suara-partners/sukabumi/thumbs/1200x675/2023/05/16/1-profil-pancasila-2.png)
Kegiatan ini juga menghadirkan Sutanandika atau lebih dikenal Kang Sutan seorang aktivis di dunia lingkungan yang juga Inisiator Komunitas Relawan Pejuang waktu, sebagai narasumber di kegiatan seminar tersebut.
Seminar yang berisikan tentang kearifan lokal di berbagai bidang yang menunjang pembelajaran siswa, seperti kearifan lokal di bidang pangan dengan memberikan contoh Kasepuhan Ciptagelar yang masih memegang teguh tradisinya.
Kang sutan juga menjelaskan bahwa pangan itu sebagai pertahanan utama dari sebuah Negara. “Karena jika rakyat kelaparan akibat kekurangan pangan akan menimbulkan kericuhan dan tidak ada yang bisa dikerjakan tanpa pangan”, jelasnya.
Dalam pembicaraannya narasumber juga menjelaskan ketahanan pangan berbasis kearifan lokal, karena kearifan lokal tidak hanya menjadi fondasi, namun juga menyediakan pilar-pilar alternatif yang turut menyangga rumah ketahanan pangan supaya tetap berdiri tegak manakala amukan badai krisis menerpanya.
Seminar P5 yang dihadiri oleh 300-an siswa kelas X juga membahas tentang pangan lokal yang tersebar di alam sekitar kita. Manusia yang akrab dengan alam, menjadikan alam sebagai pijakan untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Sebagai contoh peran “bongborosan” (tumbuhan liar berupa batang atau umbi yang dapat dimakan). Ini menandakan bahwa kearifan lokal di bidang pangan bisa sangat membantu ketahanan pangan supaya tetap berdiri.
Baca Juga:Heboh Penemuan Mayat Wanita Tanpa Tanda Pengenal Di Jembatan Pari Bogor
Tidak hanya pangan, tetapi obat-obatan yang tersedia di alam sekitar juga sangat banyak, seperti Ki Urat, babadotan, getah tanggal cau dan juga tanaman obat lainnya yang sudah teruji secara medis.
Dalam seminar P5 ini bertujuan agar para siswa mampu memaksimalkan segala sesuatu yang tersedia di alam sekitar menjadi sesuatu yang bermanfaat, dengan syarat bahasa dan nilai-nilai luhur terkait kearifan lokal meliputi cinta kepada tuhan, alam semesta beserta isinya, tanggung jawab, disiplin dan mandiri, jujur, hormat dan santun, kasih sayang dan peduli, percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan, baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai, dan persatuan tidak berubah.
Penulis: Agung Apryan