Stres adalah respons tubuh terhadap tekanan, tuntutan, atau perubahan yang dianggap mengganggu keseimbangan fisik, emosional, atau mental seseorang. Ini adalah reaksi alami yang dimiliki oleh setiap individu dalam menghadapi situasi yang menuntut atau memicu ketegangan.
Stres dapat muncul dalam berbagai bentuk, baik fisik maupun psikologis. Situasi atau peristiwa yang dapat menyebabkan stres disebut sebagai stresor. Beberapa contoh stresor yang umum meliputi tekanan pekerjaan, masalah keuangan, masalah hubungan, perubahan besar dalam kehidupan, atau bahkan peristiwa traumatis.
Ketika seseorang mengalami stres, tubuhnya melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin. Hormon-hormon ini memicu respons "fight or flight" (bertarung atau melarikan diri) di mana tubuh siap untuk menghadapi ancaman atau situasi menekan. Respons ini melibatkan peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, peningkatan aliran darah ke otot, serta peningkatan fokus dan ketajaman mental.
Stres dapat memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang pada kesehatan seseorang. Beberapa efek jangka pendek meliputi peningkatan kecemasan, ketegangan otot, sulit berkonsentrasi, gangguan tidur, dan perubahan suasana hati. Namun, jika ketika seseorang mengalami stres dalam jangka waktu yang lama atau berulang kali, hal itu dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan keseimbangan hormonal..
Baca Juga:Usung Ganjar Pranowo, PPP Pesimis Koalisi Besar Terbentuk: Tidak Mungkin, Karena Ada 3 Capres
Berikut beberapa contoh penyakit yang dapat muncul akibat stres:
Gangguan Mental: Stres kronis dapat menyebabkan gangguan kecemasan, depresi, dan gangguan tidur seperti insomnia.
Masalah Pencernaan: Stres dapat mempengaruhi fungsi saluran pencernaan, menyebabkan gangguan seperti sindrom iritasi usus (IBS), gastritis, dan ulkus peptikum.
Penyakit Jantung: Stres yang berkepanjangan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.
Gangguan Kulit: Beberapa penyakit kulit seperti eksim, psoriasis, dan jerawat dapat memburuk akibat stres.
Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh: Stres dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat seseorang rentan terhadap infeksi dan penyakit lainnya.
Gangguan Reproduksi: Stres dapat mempengaruhi siklus menstruasi pada wanita dan mengganggu fungsi reproduksi pada pria, menyebabkan masalah kesuburan.
Penting untuk mengelola stres dengan baik agar tidak berdampak negatif pada kesehatan. Strategi pengelolaan stres yang efektif meliputi menjaga pola hidup sehat, berolahraga secara teratur, beristirahat yang cukup, berbagi masalah dengan orang terpercaya, mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, menggunakan teknik relaksasi seperti meditasi atau pernapasan dalam, serta menghindari kebiasaan yang merugikan seperti merokok, mengkonsumsi alkohol berlebihan, atau menggunakan obat-obatan terlarang.
Selain itu, penting untuk mencari dukungan dan bantuan profesional jika stres yang dialami berat atau berkepanjangan, mengganggu kehidupan sehari-hari, atau mempengaruhi kesehatan secara signifikan.
Penulis Windu Sugianto
Baca Juga:Desak Chen dan Chanyeol Mundur dari EXO, Fans Demo di Depan Gedung SM